Minggu, 21 Oktober 2012


 Gado-Gado Cinta Ala Minah


DISUATU SORE KETIKA AYAH SEDANG MEMARKIRKAN BECAKNYA, IBU MENYAMBUT KEDATANGAN AYAH SEUSAI PULANG MENCARI REZEKI SEHARIAN PENUH
Ibu : “ Assalamu’alaikum yah”. (sambil mencium tangan ayah)
Ayah : “ Eh ibu, Wa’alikumsalam”.
Ibu : “ Ayo yah, masuk kerumah, ibu akan membuatkan teh spesial untuk ayah”.
Ayah : “ Iya terimakasih bu, kamu memang istri yang baik”.
Ibu : “ Ah, ayah bisa saja”. (Pipi ibu merona sambil menepuk bahu ayah)
(Ayah hanya tertawa kecil melihat ekspresi istrinya)
            KETIKA IBU TELAH SELESAI MEMBUATKAN TEH UNTUK AYAH, IBU SEGERA MEMBERIKAN TEH TERSEBUT UNTUK AYAH. SAAT IBU SEDANG MEMBERIKAN TEH UNTUK AYAH, DATANGLAH MINAH (ANAK AYAH DAN IBU) SEUISAI PULANG DARI MENJUAL GADO-GADO.
Ibu : “ Ayah... ini tehnya sudah ibu buatkan”. (memberikan segelas teh)
Ayah : “ Iya bu, terimakasih”.(sambil tersenyum)
Minah : “ Asaalamu’alaikum”. (sambil mencium tangan ayah dan ibu)
Ayah dan Ibu : “ Wa’alaikumsalam Minah”.
Ibu : “ Bagaimana Minah jualan gado-gado kamu, ibu harap jualan gado-gado kamu lancar-lancar saja ya?”.
Minah : “ Iya bu, Alhamdulillah jualan gado-gado Minah lancar-lancar saja, malah hari ini semua gado-gado yang Minah jual laku semua, ini semua berkat do’a ayah dan ibu juga”.
Ayah : “ Iya Minah, kami akan selalu mendo’akanmu, bener kan bu?”.
Ibu : “ Bener yah, ibu setuju dengan ayah”.
Minah : “ Oh ya bu, ini hasil jualan gado-gado Minah”. (sambil memberikan beberapa lembar uang Rp 100.000.an kepada ibu)


Ibu : “ Tidak Minah, simpan saja uang itu untuk tabunganmu agar bisa kuliah, lagipula ibu masih punya uang dari hasil mecuci pakaian di rumah tetangga tadi”.
Ayah : “ Benar apa yang dikatakan ibumu, simpanlah uang itu untuk tabunganmu. Ayah juga mau minta maaf, ayah belum mampu menyekolahkan kamu di perguruan tinggi, karna belum ada uangnya Minah. Kamu tahu sendiri untuk membeli 1 Liter beras saja terkadang kita tidak mampu, dan sekarang kamu harus berjualan gado-gado, maafkan ayah Minah”.
Minah : “ Tidak apa yah, berjualan gado-gado itu sudah menjadi pilihan Minah, itung-itung membantu ayah dan ibu”.
Ibu : “ Kamu memang anak yang baik Minah”.
Minah : “ (tertawa kecil) terimakasih bu, Minah masuk kerumah dulu”.
KETIKA MENDENGAR AZAN MAGRIB, AYAH SEGERA MENGAJAK IBU DAN MINAH UNTUK SHALAT BERJAMA’AH DIRUMAH KARENA DILUAR SEDANG HUJAN DERAS.LALU AYAH,IBU,MINAH SHALAT BERJAMA’AH DI RUMAH.
Ayah : “ Ibu, Minah bagaimana kalau kitta shalat di rumah saja, diluar sedang hujan deras dan tidak mungkin jika kita pergi ke surau”.
Ibu : “ Iya yah, tidak mengapa, kita shalat dirumah saja”.
Minah : “ Iya yah, Minah setuju dengan ibu”.
Ayah : “ Baiklah, mari kita berwudhu terlebih dahulu”.
            KETIKA SELESAI SHALAT BERJAMA’AH, ADA SESEORANG YANG MENGETUK PINTU RUMAH SAMBIL MEMNGGIL-MANGGIL NAMA MINAH.MINAH PUN LANGSUNG MEMBUKA PINTU RUMAH UNTUK MELIHAT SIAPA YANG DATANG.
Yoga : “ (tok...tok...tok) Assalamu’alikum... Minah...Assalamu’alaikum”.
Minah : “ Wa’alaikumsalam, tunggu sebentar”.
Yoga : “ Hai Minah, masih ingat dengan saya?”.
Minah : “ Masih, masnya yang tadi beli gado-gado kan?”.
Yoga : “ Iya benar, saya yang tadi beli gado-gado”.
Minah : “ Lalu darimana mas tahu alamat rumah Minah?”.

Yoga : “ Itu tidak penting Minah, yang penting sekarang saya mau menawarkan tawaran bisnis untuk kamu, bagaimana?”.
Minah : “ Sebelumnya silahkan duduk. Tawaran bisnis apa mas, oh ya maaf sebelumnya mas tahu nama Minah, tetapi Minah tidak tahu nama mas, boleh tidak kalau Minah tahu siapa nama mas?”.
Yoga : “ Iya terimakasih. Boleh-boleh saja, perkenalkan nama saya Yoga Prasetya, kamu bisa panggil saya Yoga, tawaran bisnis yang ingin saya tawarkan adalah bagaimana kalau kamu berjualan di kantin perusahaan tempat saya bekerja, memang tempo hri di kantin itu sudah ada yang memakai, tetapi sekarang kosong, Bagaimana Minah?”.
Minah : “ Ya Minah sih mau-mau saja, tetapi apa pemilik perusahaan tidak keberatan dengan ini?”.
Yoga : “ Tentu tidak, dia yang menyuruh saya untuk menawarkan supaya kamu mau berjualan di sana, kamu mau ya Minah?, kamu bisa mulai berjualan besok, ini kunci kantinnya”.
            DISELA-SELA PEMBICARAAN YOGA DAN MINAH, DATANGLAH SEORANG LAKI-LAKI BERKULIT PUTIH, BERKACAMATA HITAM, DAN BERJALAN MENGHAMPIRI MEREKA BERDUA.
Arsalan : “ Hey bro, lama banget ngobrolnya, gimana hasilnya?”.
Yoga : “ Santai bro, Minah mau kok berjualan gado-gadi dikantin perusahaan. Paling tidak Minah bisa terhindar dari preman-premanyang meminta pungutan liar, benarkan Minah?”.
Minah : “ Iya benar Mas Yoga, Minah setuju”.
Yoga : “ (tertawa kecil) Oh ya Minah, saya lupa memperkenalkan sahabat saya, namanya Arsalan Mahendra Putra pemilik perusahaan yang tadi saya ceritakan”.
Minah : “ Hai mas Arsalan, nama saya Minah, senang bisa berkenalan dengan mas”. (sambil berjabat tangan)
Arsalan : “ Iya, saya sudah tahu nama kamu Minah, tapi tak apa, lebih akrab lebih baik”.
Minah : “ (tertawa kecil) Ah, mas Arsalan ini bisa saja”.
Arsalan : “ Mulai besok kamu langsung jualan saja, saya tunggu kamu Minah”.
Minah : “ Iya terimakasih mas”.


Arsalan : “ Iya sama-sama, oh ya saya permisi pulang dulu karna ada berkas yang harus saya cek kembali. Yo bro kita Pulang!”.
            KETIKA ARSALAN DAN YOGA SUDAH PULANG, MINAH LALU MASUK KE DALAM RUMAH DAN MENUTUP KEMBALI PINTU RUMAHNYA. LALU MENGABARKAN KABAR BAHAGIA TERSEBUT KEPADA AYAH DAN IBUNYA.
Ibu : “ Barusan ada tamu siapa Nah?”.
Minah : “ Itu bu, barusan ada Mas Yoga yang tadi siang beli gado-gado Minah, dan dia menawarkan agar Minah berjualan gado-gado di kantin perusahaan milik mas Arsalan, di perusaahan itu juga Mas Yoga bekerja, akhirnya Minah menerima tawaran Mas Yoga itu, tidak mengapa kan bu?”.
Ibu : “ Ya tidak apa-apa Minah, ibu dan ayah akan selalu mendukungmu,siapa tahu dengan berjualan di kantin perusahaan itu usaha gado-gado kamu bisa sukses, syukur-syukur kamu bisa melajutakan pendidikanmu”.
Ayah : “ Iya benar Minah, semoga kamu sukses dan kamu tidak menjadi seperti ayahmu ini yang hanya seorang tukang becak”.
Minah : “ Biarpun ayah hanya seorang tukang becak, tetapi Minah tetap bersyukur kok yah...”.
Ayah : “ Syukurlah kalau begitu Minah”.
SETELAH MENGABARKAN KABAR TERSEBUT, MINAH BERGEGAS BERPAMITAN DENGAN AYAH DAN IBU UNTUK TIDUR,KARENA BESOK MINAH HARUS MEMPERSIAPKAN DAGANGANNYA UNTUK BERJUALAN BESOK.
Minah : “ Ayah, ibu Minah pamit mau tidur dulu, karena besok Minah harus bangun pagi-pagi untuk bersiap jualan”.
Ibu : “ Iya Minah, kalau besok ibu bantu mempersiapkan gado-gado yang akan kamu jual, kamu keberatan tidak Minah?”.
Minah : “ Iya bu, dengan senang hati bu, Minah senang kalau ibu mau membantu”.
Ayah : “ Yasudah, segeralah tidur agar kamu tidak kesiangan besok”.
Minah : “ Baiklah yah, Minah tidur dulu, Assalamu’alaikum”.
SETELAH SELESAI MEMPERSIAPKAN GADO-GADO UNTUK BERJUALAN, MINAH SEGERA BERGEGAS UNTUK BERANGKAT BERJUALAN DI KANTIN PERUSAHAAN KARENA JAM SUDAH MENUNJUKKAN PUKUL 06.00 WIB. MINAH BERANGKAT BERJUALAN MENGGUNAKAN ANGKUTAN UMUM.

Minah : “ Ibu, ayah, Minah pamit dulu, do’akan supaya jualan Minah hari ini laku semuanya”.
Ayah : “ Iya pasti akan kami do’akan kamu selalu Minah”.
Ibu : “ Benar kata ayahmu Minah, hati-hati di jalan ya Nah”.(sambil memeluk Minah)
Minah : “ Iya bu, terima kasih. Minah berangkat, Assalamu’alaikum”.
Ayah dan Ibu : “ Wa’alaikumsalam Minah, hati-hati ya...”.
            SETELAH SAMPAI DI KANTIN, MINAH LANGSUNG MEMBUKA PINTU KANTIN SAMBIL MEMBAWA DAGANGANNYA MASUK KEDALAM KANTIN. TAK LUPA MINAH MEMBERSIHKAN KANTIN AGAR TERLIHAT BERSIH DAN RAPI, TENT UNYA AGAR PEMBELI JUGA MERASA NYAMAN.
(saat pukul 12.00 WIB, kamtin Minah mulai dibanjiri pembeli para karyawan yang sedang istirahat)
Para Pembeli : “ Mbak saya pesan 1 dong, dimakan disini saja”.
Minah : “ Oh ya, sebentar ya mas,mbak saya akan buatkan satu persatu”.
Para Pembeli : “ Iya, cepetan ya mbak?”.
Minah : “ Iya”.
            SAAT MINAH SEDANG SIBUK MELAYANI PEMBELI, YOGA DAN ARSALAN DATANG UNTUK MEMBELI GADO-GADO MINAH.
Arsalan : “ Assalamu’alaikum Minah, apa kabar Minah? Masih sibuk ya?”.
Minah : “ Wa’alaikumsalam eh ada mas arsalan, Alhamdulillah mas, kabar saya baik, kabar mas sendiri gimana? Enggak kok mas enggak sibuk”.
Arsalan : “ Syukurlah kalau kabar kamu baik-baik saja, kabar saya juga baik-baik saja Minah”.
Yoga : “ Cie...Cie... ada yang perhatian nih sama si Minah?”.
Arsalan “ Ah, kamu bisa saja bro, biasa aja lah, namanya laki-laki pendekatan sama perempuan tidak ada masalah dong, apalagi perempuan cantik seperti Minah”.
Minah :” Hah? Maksud mas Arsalan apa?”.
Arsalan : “ Suatu saat kamu akan mengetahui maksud ucapan saya Minah”.
Yoga : “ Sudahlah... lapar nih, Minah saya pesan 1 porsi ya?”.

Arsalan : “ Saya juga pesan 1 porsi yang spesial ya (tertawa kecil)?”.
Minah : “ Iya mas, saya akan buatkan pesanannya”.
            SETELAH MINAH SELESAI MEMBUATKAN PESANAN, MINAH SEGERA MEMBERIKANNYA KEPADA ARSALAN DAN YOGA, TETAPI TIBA-TIBA MAMI SANTI (MAMI DARI ARSALAN) YANG DATANG KE KANTIN MINAH UNTUK MEMARAHI ARSALAN KARENA MAKAN MAKANAN YANG DIANGGAP TIDAK SELEVEL DENGAN DERAJAT KELUARGA ARSALAN.
Minah : “ Ini mas, pesanan gado-gado nya, selamat menikmtai gado-gadonya ya mas?”.
Yoga : “ Iya Minah terimaksih banyak ya...”.
Arsalan : “ Iya cantik terimakasih gado-gadonya”.
Minah : “ Iya mas sama-sama”.
Mami Santi : “ Arsalan !!!... mami cari kamu di kantor tidak ada, ternyata kamu disini?”.
Arsalan : “ Iya mi, Arsalan lapar, jadi Arsalan kesini untuk makan gado-gado. Mami mau? Gago-gadonya enak banget mi, Arasalan udah coba, enak mi”.
Mami Santi : “ Apa...? jadi kamu sudah makan gado-adonya, kamu sudah makan makanan murahan seperti ini, makanan yangtidak selevel dengan kita? Lagi pula belum tentu makanan ini sehat sayang...”.
Arsalan : “ Mami bilang apa sih, walau makanan ini haraganya murah, tetapi makanan ini sehat mami”.
Minah : “ Iya bu, benar makana ini sehat bu, saya disini hanya berniat mencari rezeki yang halal, tidak ada niat yang lainnya bu...”.
Mami Santi : “ Tahu apa kamu tentang sehat atau tidaknya suatu makanan, kamu kan terlihat seperti perempuan yang tidak berpendidikan jadi mana mungkin kamu paham tentang itu?”.
Arsalan : “ Mami... sudahlah, Minah tidak bersalah, lebih baik kita ke kantor saja mi, Arsalan tidak mau melihat Minah sedih”. (sambil merangkul pudak mami Santi)
Arsalan : “ Yoga tolong kamu bayar dulu gado-gado yang tadi saya makan, nanti uangnya saya ganti. Minah saya minta maaf dan saya ke kantor dulu”.
Minah : “ (Minah hanya diam, smbil menangis)”.
Yoga : “ Iya boss siap, Minah, sabar ya, Oh ya Minah ini uang untuk membayar gado-gadonya. Kembaliannya ambil saja”.

Minah : “ Iya mas Yoga, terimakasih mas”.
Yoga : “ Iya sama-sama Minah, Oh ya saya permisi ke kantor dulu, karena jamistirahat telah usai”.
Minah : “ Iya mas, terimakasih”.
            SETELAH SAMPAI DI KANTOR, ARSALAN SEGERA MENENANGKAN EMOSI MAMINYA YANG SEDANG MELUAP-LUAP.
Arsalan : “ Mami, mami jangan seperti itulah, Arsalan menjadi merasa bersalah dengan Minah”.
Mami Santi : “ Ngapain kamu pakai merasa bersalah dengan perempuan kampung itu,tidak penting sama sekali”.
Arsalan : “ Tapi kan mi, Minah kan juga manusia yang patut kita hargai, di juga makhluk ciptaan Allah SWT mi..”.
Mami Santi : “ Sudahlah sayang. Mami sedang tidak ingin berdebat dengan kamu Arsalan . Lebih baik mami pulang saja kerumah”.(sambil mengambil tas mewah miliknya yang ada di meja kerja Arsalan)
SETELAH SORE DAN  DAGANGAN MINAH JUGA TELAH HABIS TERJUAL, MINAH PUN MEMBERESKAN KANTIN TERSEBUT DAN MENGUNCI KEMBALI KANTIN, LALU MINAH KEMBALI PULANG KERUMAH. TIBA-TIBA ARSALAN DATANG UNTUK MEMINTA MAAF KEPADA MINAH.
Arsalan : “ Minah”.
Minah : “ Iya dalem, mas Arsalan datang kemari mau apa mas?”.
Arsalan : “ Begini Minah, saya datang kemari untuk meminta maaf atas kata-kata mami saya tadi. Saya tahu ucapan mami saya sangat menyakitkan hati, tapi tolong maafkan mami saya Minah”.
Minah : “ Tidak mengapa mas, sudah saya maafkan. Permisi mas, saya pulang dulu”.
            SETELAH SAMPAI DIRUMAH, IBU MENYAMBUT MINAH DAN MENANYAKAN HARI PERTAMANYA BERJUALAN DI KAN PERUSAHAAN MILIK ARSALAN
Minah : “ Assalamu’alaikum”.
Ibu : “ Wa’alaikumsalam Minah, bagaimana hari pertama kamu jualan disana?”.
Minah : “ Baik-baik saja bu, semua dagangan Minah habis terjual”.

Ibu : “ Syukurlah kalau begitu”.
Minah : “ Iya bu, ayah sudah pulang bu?”.
Ibu : “ Belum Minah, mungkin sebentar lagi. Sudah kamu mandi, shalat, lalu istirahat !”.
Minah : “ Iya bu, Minah masuk dulu”.
            KEESOKAN HARINYA MINAH KEMBALI BERANGKAT BERJUALAN DI KANTIN PERUSAHAN MENGGUNAKAN ANGKUTAN UMUM, TETAPI HARI INI MINAH AGAK KESIANGAN KARENA ANGKUTAN UMUM YANG DIA TUMPANGI MENGALAMI BAN BOCOR.
Minah : “ Ya Allah, Minah kesiangan, apa Minah turun dan berjalan saja ya...? lagipula jaraknya tinggal 5 Meter lagi”.
AKHIRNYA MINAH PUN BERJALAN MENYUSURI JALAN, TETAPI MINAH MEMILILIH UNTUK MEMBELI OBAT DI APOTEK UNTUK AYAH NYA YANG SEDANG BATUK. TETAPI SAAT SEDANG AKAN MEMBAYAR OBAT TERSEBUT, MINAH MENDENGAR SUARA ORANG YANG BERTERIAK MEMINTA BANTUAN KARENA TASNYA DIAMBIL OLEH COPET.
Minah : “ MasyaAllah, ada suara orang minta tolong. Ini mbak uangnya, terimakasih. Minah harus segera keluar untuk menolong orang itu”.
            SAAT MINAH KELUAR TERNYATA SESEORANG TERSEBUT ADALAH MAMI SANTI . SAAT SEDNG BERLARI MENGAEJAR PENCOPET ITU, TERNAYATA DARI ARAH BERLAWANAN DATANG MOBIL MENABRAK MAMI SANTI.
Minah : “ (sambil berlari) Ibu... ibu Santi, tolong-tolong”.
Mami Santi : “ Mi...Minah... tolong saya, saya mohon , tolong saya(setelah itu Mami Santi pinsan)
Minah : “ Bu Santi bangun bu... (tanpa pikir panjang dibantu para warga, Minah segera membawa mami Santi kerumah sakit terdekat)
SETELAH SAMPAI DI RUMAH SAKIT MAMI SANTI DIPERIKSA OLEH DOKTER, TAK BERAPA LAMA DOKTER KELUAR DARI IGD.
Minah : “ Dok, bagaimana keadaan bu Santi?”.
Dokter : “ Apa anda kerabatnya ibu Santi?”.
Minah : “ (dalam hati Minah berkata : “ Ya Allah maafkan Minah, Minah terpaksa berbohong”) Iya dok saya kerabatnya ibu Santi”.

Dokter : “ Begini Ibu santi membutuhkan donor darah AB sebanyak 1 kantong lagi, karena kantong lainnya sudah dari PMI”.
Minah : “ Baiklah dok, saya bersedia untuk mendonorkan darah aya untuk ibu ibu Santi, kebetulan golongan darah saya sama dengan beliau”.
SETELAH SELESAI MENDONORKAN DARAH, MINAH SEGERA MENGAMBIL BARANG BAWAAN YANG DI TINGGAL DI LUAR. LALU DATANG YOGA DAN ARSALAN.
Arsalan : “ Minah”.
Minah : “ Mas Arsalan’.
Arsalan : “ Kamu pasti yang memawa mami kerumah sakit kan terima kasih Minah, terimakasih?”.
Minah : “ Iya mas, tetapi tadi juga dibantu para warga, oh ya mas, hari sudah malam Minah  permisi pulang dulu”.
Arsalan : “ Iya tapi biar Yoga mengantarmu, akau tak tega melihatmu pulang sendiri”.
Yoga : “ Siap boss. Ayo Minah, saya antar”.
Minah : “ Iya terimakasih mas”.
1 MINGGU KEMUDIAN...:)
DI PAGI HARI YANG CERAH, DATANGLAH ARSALAN DAN MAMI SANTI KERUMAH MINAH UNTUK MEMINTA MAAF.
Arsalan : “ Assalamu’alaikum”.
Minah : “ Wa’alaikumsalam, silahkan duduk mas, Ibu Santi”.
Mami Santi : “ Iya terimakasih’.
Arsalan : “ Kami kesini ingin meminta maaf sama kamu, Minah”.
Mami Santi : “ Benar kata Arsalan, mami sangat menyesal telah berkata kasar dengan kamu tempo hari, ternyata hati kamu sangat mulia, Minah saya tahu kamu yang mendonorkan darah untuk saya kan? Meskipun hanya 1 kantong tapi itu telah menyelamatkan saya. Saya mohon mafkan saya Minah”.(Sambil hendak berlutut di depan Minah)
Minah : “ (sambil membangunkan mami Santi) sudahlah bu,saya sudah memaafkan ibu”.
Mami Santi : “ Kamu memang berhati mulia Minah, dengan apa saya membalas kebaikanmu?”.

Arsalan : “ Dengan merestui hubungan kami berdua mi... mami mau kan?”.
Mami Santi : “ Iya mami akan merestui kalian”.
            DISELA-SELA PEMBICARAAN MEREKA, DATANGLAH AYAH DAN IB MINAH.
Ayah dan Ibu : “ Eh, ada tamu... Minah, mengapa tidak diajak masuk kedalam?”.
Mami Santi : “ Tidak usah bu, di sini saja nanti malah merepotkan”.
Minah : “ Ayah ibu, perkenalkan ini Mas Arsalan pemilik perusahaan yang waktu itu Minah cerikan, dan ini ibu Santi, maminya Arsalan”. (Akhirnya mereka bersalaman dan semakin akrab)
Mami Santi : “ Maaf pak, bu apa benar Minah ini sudah tidak bersekolah lagi?”.
Ayah : “ Benar bu, dia hanya lulusan SMA, dan kami belum bisa membiayai Minah samapi ke perguruan tinggi”.
Mami Santi : “ Lalu apakah Minah berminat untuk bersekolah?”.
Minah : “ Kalau ada biaya pasti Minah mau, tetapi tidak ada biaya, jadi mau bagaimana lagi”.
Mami Santi : “ Saya akan menyekolahkan Minah sampai lulus perguruan tinggi,semua biaya saya yang tanggung. Setelah selesai kuliah baru kita membicarakan hubungan yang lebih lanjut antara Arsalan dengan Minah. Kalau perlu saya akan buatkan kedai Gado-Gado Cinta Ala Minah”.
Ibu : “ Benarkah bu? Terima kasih banyak bu Santi”.
Mami Santi : “ Iya benar saya janji”.
 Arsalam : “ Arsalan juga tidak lupa mengucapkan terimakasih mi, Minah aku cinta kamu”.
Minah : “ Iya, Minah juga cinta sama mas”.
Semua : “ Hahahaha”.

  
Nama : Shella Cintya Maharani
Kelas : XI IPA 2
No. : 16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar